ETIKA BISNIS JEPANG SAAT MAKAN DAN MINUM BERSAMA YANG PENTING ANDA KETAHUI


Di Jepang, banyak sekali karyawan yang tidak langsung pulang ke rumah sehabis kerja.  Berbeda dengan kita orang Indonesia yang berusaha cepat pulang.  Jepang dikenal dengan budaya minum bersama sehabis kerja.  Minuman di sini bukan minum jus atau teh, tetapi minuman keras seperti bir, sake atau wine.  Minum setelah kerja tentunya bukan di kantor, melainkan di izakaya atau restoran yang khusus menyediakan minuman keras sebagai menu utamanya.  Ini adalah bagian dari budaya kerja orang Jepang.  Apabila tidak mengikuti arus dan kebiasaan tersebut, mereka akan mengalami kesulitan dalam berkomunitas khususnya dalam bisnis.  Acara minum bersama ini pun merupakan bagian dari entertainment dalam dunia bisnis Jepang.  Itulah sebabnya kenapa apabila bekerja di perusahaan Jepang, orang yang pekerjaannya berhubungan dengan customer secara langsung atau bagian marketing atau sales, mereka akan sering memberikan servis hiburan kepada para customer-nya.  


Dalam artikel ini, kami ingin memberikan beberapa contoh etika bisnis orang Jepang ketika mengikuti acara minum-minum atau makan bersama.  Artikel ini diharapkan bisa bermanfaat bagi Anda yang sekarang sedang berkerja di perusahaan Jepang atau bagi Anda yang berminat untuk mengetahui kebiasaan atau gaya hidup atau etika orang Jepang.  Berikut kami akan menuturkannya untuk Anda.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, acara minum bersama sehabis kerja merupakan salah satu kebiasaan  dalam dunia bisnis Jepang.   Pada saat ada acara minum bersama dengan atasan orang Jepang dan customer, perlu diketahui tata krama atau etika bagaimana kita seharusnya menuangkan minuman.  Kalau orang Indonesia tidak terlalu memusingkan hal ini, tapi bagi orang Jepang, mereka punya aturan atau manner sendiri.  Tuangkanlah minuman, misalnya dari botol bir ke gelas atasan Anda terlebih dahulu, kemudian kepada senior Anda.  Bisa Anda ketahui sistem senioritas berlaku di sini.  Pada saat menyuguhkan minuman, angkat botolnya dan letakkan tangan di bawah botol lalu tuangkan ke gelas.  Pada saat yang bersamaan, posisi gelas sedang dipegang dan diangkat juga oleh atasan atau senior dengan posisinya berada di bawah botol.  Apabila dalam kumpulan itu ada wanita, biasanya wanita yang menuangkan minuman ke gelas pria.  Berbeda dengan orang Barat di mana kaum Prianya yang menuangkan minuman ke gelas wanita yang menandakan mereka pria gentlemen.  Sementara itu, di Jepang wanita seakan-akan memiliki kebiasaan melayani pria.  Satu hal lagi yang perlu diketahui ketika menuangkan minuman yang jenisnya “sochu” (sake Korea yang dikenal tinggi alkoholnya).  Jangan tuangkan dari dalam botol begitu saja secara langsung (straight).  Campurkanlah dengan perbandingan air 60% dan sochu 40%.  Kemudian jangan langsung mengaduknya, tanya dulu mau diaduk apa tidak.  Kalau dibilang boleh, baru diaduk.  Karena ada saja orang Jepang yang lumayan strick dalam hal ini.  (Repot banget ya! Haha)


Selanjutnya, bagaimana dengan makanan?  Mengambil makanan pun ada etikanya.  Makanan biasanya di-sharing atau bagi-bagi bersama.  Bukan satu orang satu menu makanan, kecuali kalau makan hanya berdua.  Dalam hal ini, kami memberikan gambaran jumlah peserta acara minum-minum ini sekitar 4 orang atau lebih.  Pada saat membayar bon, biasanya dibagi rata, atau atasan/senior akan membayar lebih besar.  Apabila ini merupakan bagian entertainment customer dari sebuah perusahaan, maka yang membayar sepenuhnya bukanlah customer.  Namanya juga entertainment ya!  Ketika mengambil makanan dari dalam piring besar, taruhlah terlebih dahulu ke dalam piring kecil yang tersedia dengan menggunakan sendok yang tersedia pula.  Jangan langsung makan dari piring besar dan memasukkannya ke dalam mulut, apalagi pakai sendok sendiri.  Ini tidak sopan.  Kalau jenis makanannya berupa tusuk sate, jangan diambil bersamaan dengan tusuk satenya, tapi keluarkan dulu dari tusuk satenya dan dibagi-bagi dagingnya, baru di makan.  Sama halnya dengan manner minuman di atas, apabila dalam kumpulan itu ada wanita, maka wanita yang akan membagi-bagikan makanan. 


Demikianlah sedikit ulasan kami mengenai tata krama bisnis Jepang di luar jam kerja, yaitu pada saat acara makan dan minum bersama.  Di Jepang, acara makan dan minum di sini merupakan bagian dari pekerjaan, sehingga kami menyebutnya sebagai salah satu etika bisnis di perusahaan Jepang.  Semoga tulisan ini bermanfaat dan silahkan meninggalkan komentar dan pesan jikalau ada. © GAYA HIDUP JEPANG

0 komentar:

Post a Comment