KENAPA SIH ORANG JEPANG ITU KURUS-KURUS?


Pertanyaan ini mungkin pernah Anda pikirkan.  Tidak hanya cewek-cewek Jepang yang punya tubuh kurus, tapi juga cowok-cowoknya.  Kalau untuk ukuran orang Indonesia, bisa dibilang tubuh mereka itu kurus kerempeng.hehe.  Meskipun sudah punya anak, tapi badan mereka tetap tidak berubah, tetap langsing.  Tidak hanya dalam dunia film tapi juga dalam dunia nyata.  Kalau di Indonesia, tubuh langsing itu bak kepunyaan artis-artis, iya nggak?  Perempuan yang punya badan montok dan sekel memang masih disukai oleh sebagian besar laki-laki di Indonesia, karena dianggap lebih seksi dan menarik.  Bahkan badan yang montok disebut-sebut sebagai simbol kemakmuran.  Bagaimana kalau di Jepang?

Di Jepang, memang ada juga yang tubuhnya gemuk, termasuk para pesumo.hehe  Akan tetapi, jumlah orang yang bertubuh gemuk sangatlah sedikit dan jarang ditemukan.  Di Jepang, perempuan atau laki-laki yang termasuk kategori gemuk atau agak montok dianggap jelek dan sering dikata-katain busu/ブス(arti: si jelek) atau debu/デブ (arti: si gembrot).  Tak jarang juga mereka yang tergolong berbadan gemuk ini menjadi sasaran bully oleh teman sekolahnya.  Kalau di Indonesia, anak yang agak gemuk dibilang lucu dan menggemaskan, kalau di Jepang malah sebaliknya.  Itulah kenapa kalau melihat anak-anak kecil di Jepang itu kurus-kurus, kalau kita melihat dengan kaca mata orang Indonesia, mereka itu seperti kurang dikasih makan.hehe  Jangan salah, orang Jepang itu sangat memikirkan dan menjaga kandungan gizi untuk bayi dan anak-anaknya.  Ahli-ahli gizi sangat sering muncul di siaran tv Jepang sebagai profesi yang sangat dihormati.  Hal ini menunjukkan gizi itu adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang Jepang.

Jepang disebut sebagai negara yang tingkat obesitas penduduknya adalah terendah di dunia, yaitu 3,6 %.  Menurut Naomi Moriyama, penulis buku berjudul “Japanese Woman Don’t Get Old or Fat”), penduduk Jepang hanya mengkomsumsi rata-rata 25% lebih sedikit kalori setiap harinya dibanding dengan rata-rata komsumsi penduduk Amerika.  Amerika yang terkenal dengan makanan fast-foodnya ini memang memiliki tingkat obesitas yang tertinggi, yaitu 35% sesuai dengan data statistik Amerika 2015 yang dicatat daam website stateofobesity.org.  Rendahnya tingkat obesitas pada penduduk orang Jepang ini ternyata sangat berkaitan erat dengan tingginya tingkat usia mereka.  Rata-rata usia kaum wanita di Jepang mencapai 85% dan tergolong yang paling tinggi di dunia.

Lalu, kenapa sih sebenarnya orang Jepang itu kurus-kurus?  Padahal Indonesia dan Jepang itu sama-sama makan nasi kok?!  Untuk lebih jelasnya, berikut kami akan menjabarkannya.  

1.    Orang Jepang sangat peduli pada jumlah kalori makanan yang mereka makan. 
Sangkin mereka sangat peduli dengan jumlah kalori ini, Jepang bahkan menciptakan sendok spatula penyendok nasi digital yang bisa menimbang berapa jumlah kalori yang diambil.  Bahkan saat ini Jepang sedang trend dengan istilah low carbohydrate (rokabo), yaitu diet dengan cara mengurangi jumlah karbohidrat seperti nasi dan roti.  Orang Jepang itu sangat disiplin dan sangat niat sekali agar jangan sampai kelebihan kalori.  Seperti yang sudah disebutkan di atas, orang Jepang sangat peduli dengan nilai gizi makanan yang mereka konsumsi.  Orang Jepang juga sangat meyakini bahwa kesegaran bahan dasar makanan yang dipakai memiliki peranan yang sangat penting untuk menghasilkan makanan yang sehat.  Itulah sebabnya masakan Jepang itu tetap nikmat dan lezat dimakan meskipun sangat minim bumbunya.  Karena memang, mereka lebih mengutamakan bahan dasar masakannya, seperti daging segar, ikan segar, sayur segar, dan lain-lain.  Filosofi masakan Jepang adalah menciptakan masakan yang menonjolkan rasa asli (umami) dari bahan dasarnya bukan mengubah rasa asli bahan dasar dengan banyak bumbu seperti kebanyakan masakan Indonesia.  Ibu-ibu Jepang biasanya belanja bahan makanan sekali seminggu bahkan ada yang 2 kali seminggu untuk tetap menjaga kesegaran bahan makanannya. 

2.    Orang Jepang sangat peduli dengan penampilan mereka.
Penampilan di sini bisa berupa pakaian, sepatu, rambut, dan tentunya termasuk bentuk tubuh yang langsing dan bahkan bentuk wajah yang tirus.  Cantik buat orang Jepang identik dengan tubuh yang langsing dengan wajah yang tirus.   Mereka tidak mau tubuh mereka gemuk karena akan susah untuk menemukan baju-baju yang fashionable.  Mereka juga khawatir kalau tubuh mereka gemuk mereka akan di-bully atau dikata-katain oleh orang disekitarnya.

3.    Orang Jepang masih melestarikan tradisi masak sendiri atau makan masakan rumahan (bento/lunch box).
Bahkan bisa dikatakan, jenis makanan siap saji yang dijual di supermarket atau di mini market (kombini) Jepang berupa bento, masih lebih homemade dan sehat jika dibandingkan dengan makanan fast food Amerika, seperti KFC atau McDonald.  Orang Jepang sangat melestarikan jenis masakan rumahan mereka yang klasik, simpel, bergizi seimbang, dan menyehatkan.

4.    Minuman teh hijau (ocha) sebagai minuman sehari-hari.
Teh hijau merupakan minuman sehat yang dijadikan sebagai konsumsi sehari-hari di Jepang selain air putih.  Teh hijau ini dapat mengurangi penyerapan lemak dalam tubuh, dan meningkatkan intensitas pembakaran lemak. sehingga secara otomatis jumlah lemak pada tubuh bisa berkurang.  Teh ini mengandung bahan antioksidan dan anti kanker seperti polifenol dan fitokimia.  Rasanya memang agak pahit, dan memang teh hijau itu tidak ada yang manis dan biasanya diminum tanpa gula.  Tidak seperti di Indonesia yang biasanya tehnya berasa manis karena mengandung gula.  Teh hijau ini juga mampu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, bahkan bisa meredakan stress dan depresi. 

5.    Banyak berjalan kaki.
Aktivitas orang Jepang tidak lepas dari banyaknya berjalan kaki.  Baik itu waktu berangkat dan pulang kantor, sekolah, belanja, jalan-jalan, dan lain-lain.  Semua lokasi ditempuh dengan berjalan kaki.  Meski harus naik kereta atau bus terlebih dahulu, tetapi jarak yang mereka tempuh dengan berjalan kaki ke lokasi tujuan juga terhitung lumayan jauh apalagi dengan ukuran orang Indonesia.  Bagi mereka banyak berjalan kaki itu sudah biasa dan sama sekali tidak terasa capek karena dari kecil mereka sudah terbiasa.  Tidak seperti di Indonesia yang jarak 100 meter pun mungkin harus naik angkot.(hehe lebay ya..)  Tidak hanya banyak berjalan kaki tapi banyak juga yang naik sepeda.  Bahkan banyak juga yang hobby jogging tanpa mengenal musim dingin atau panas, mereka tetap semangat jogging.  Aktivitas lari maraton dan mendaki gunung pun sangat popular di kalangan masyarakat umum di Jepang. 


Mengetahui beberapa alasan di atas, tak heran memang orang Jepang itu “kurus-kurus”.  Kurus di sini tentunya bukan kurus kering kurang gizi, tapi tubuh yang langsing, sehat dan seimbang.  Bisa diambil kesimpulan bahwa kebiasaan-kebiasaan di atas merupakan pola gaya hidup sehat yang dianut oleh orang Jepang yang menjadi alasan kenapa orang Jepang memiliki tubuh yang kurus yang sehat alias langsing.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat utuk menjadi inspirasi bagi kita semua supaya bisa menjaga penampilan tubuh yang langsing dan sehat. © GAYA HIDUP JEPANG


0 komentar:

Post a Comment